Laporan Ikhtiologi "Morfologi Ikan"
LAPORAN
PRAKTIKUM
MORFOLOGI
IKAN
Disusun
oleh:
Kelompok 10
Rachmawati
Hartini (H1K013014)
Dewi Suci Indah Sari (H1K013026)
Muhammad
Rifat Muharam (H1K013044)
Muhammad Riski Ardianto (H1K013050)
Asisten : Mellia Indriani
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
I.
PENDAHULUAN
I.1 Latar
Belakang
Morfologi
adalah studi tentang bentuk makhluk hidup, atau bagian-bagiannya. Morfologi merupakan alat fundamental
untuk identifikasi dan klasifikasi spesies. Struktur
ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan
ciri-ciri yang dapat
dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan.morfologi ikan sangat
berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan, dalam mempelajari jenis-jenis ikan pada
perairan laut, payau maupun tawar.
Morfologi
berarti mencakup tentang bentuk tubuh dan organ tubuh bagian luar pada suatu
organisme. Bentuk
tubuh ikan dibedakan menjadi dua macam yaitu simetris bilateral dan non simetris
bilateral. Simetris bilateral adalah bila ikan dibelah menjadi dua bagian yang
sama pada bagian tengahnya, kedua sisi letak, bentuk maupun ukurannya sama
persis. Non
simetris bilateral adalah kedua sisi lateralnya bentuk yang berbeda atau tidak
sama.
I.2
Tujuan
Praktikum
Mahasiswa dapat
mengenal bentuk, bagian, ciri-ciri tubuh luar ikan sehingga diharapkan
mahasiswa dapat memebuat deskripsi tentang jenis ikan tertentu.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Morfologi adalah
studi tentang bentuk makhluk hidup, atau bagian-bagiannya. Morfologi merupakan alat
fundamental untuk identifikasi dan klasifikasi spesies. Bentuk luar merupakan salah satu ciri
yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari organisme. Bentuk
luar seringkali mengalami perubahan, baik perubahan yang sangat mencolok
ataupun yang tidak.
Bagian-bagian
tubuh ikan,umumnya terbagi menjadi atas tiga bagian yaitu caput dibagian kepala, truncus dibagian badan, dan cauda dibagian ekor. Tubuh ikan berbentuk setangkup atau
simetris bilateral ( terbagi menjadi dua bagian yang sama ). Beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk
non-simetris bilateral ( dibelah secara
melintang maka terdapat perbedaan) , contohnya
pada ikan langkau (Psettodes erumei (Bloch & Schneider, 1801)) dan ikan
lidah (Cynoglossus bilineatus (Lacepède, 1802)).
Bentuk tubuh
simetris ikan yaitu Fusiform atau bentuk torpedo (bentuk cerutu), Compressed atau pipih, Depressed atau picak , Anguilliform atau
bentuk ular atau sidat atau belut,Filiform atau bentuk tali, Taeniform atau
flatted-form atau bentuk pita, Sagittiform atau bentuk panah, Globiform atau
bentuk bola, dan Ostraciform atau bentuk kotak.
Kepala ikan umumnya tidak bersisik, tetapi ada yang
bersisik. Bagian-bagian pada kepala ikan yang penting yaitu tulang tulang
tambahan tutup insang bentuk mulut, letak mulut, dan letak sungut. Badan Ikan ada yang terdapat sisik
(squama), Gurat sisi (linea lateralis), Finlet (jari-jari sirip tambahan),
Scute (skut, sisik duri), Keel (kil, lunas), Adipose fin (sirip
lemak), atau Interpelvic process ( cuping ).
Anggota gerak pada ikan berupa
sirip-sirip, sirip ikan ada yang berpasangan ada yang tidak.Sirip yang
berpasangan yaitu Sirip dada dan Sirip perut. Sedangkan Sirip yang tidak berpasangan
atau sirip tunggal yaitu Sirip punggung, Sirip dubur, danSirip ekor
Perkembangan arah ujung belakang
notochord atau vertebrae, Bentuk ekor ikan terdiri atas empat macam, yaitu Protocercal, Heterocercal, Homocercal, dan Diphycercal. Bentuk luar sirip ekor, maka secara
morfologis dapat dibedakan beberapa bentuk sirip ekor, yaitu
Rounded (membundar), Truncate (berpinggiran tegak), Pointed (meruncing), Wedge
shape (bentuk baji), Emarginate (berpinggiran berlekuk tunggal), Double
emarginate (berpinggiran berlekuk ganda), Forked / Furcate (bercagak), Lunate
(bentuk sabit), Epicercal (bagian daun sirip atas lebih besar), dan Hypocercal
(bagian daun sirip bawah lebih besar).
III.
MATERI
DAN METODE
3.1
Materi
3.1.1
Alat
Alat yang
digunakan pada praktikum kali ini yaitu baki parafin, pensil dan buku gambar.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini
adalah ikan mas, ikan patin, ikan nila, ikan lele, ikan tongkol, ikan kakap,
ikan bandeng.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2. Pembahasan
4.1.1 Ikan Lele (Clarias
batrachus).
|
Persebarannya
meliputi Asia : Jawa , Indonesia . Clarias aff
.batrachus dari Indochina dan Clarias aff . Batrachus dari Sundaland telah salah
diidentifikasi sebagai Clarias batrachus dari Jawa . Ikan lele diperkenalkan ke beberapa
negara lain, negara tersebut melaporkan dampak ekologis
yang merugikan setelah diperkenalkan (Rahman,
A.K.A., 2009)Ikan lele (Clarias batrachus) merupakan ikan air
tawar, termasuk ke dalam golongan ikan demersal. Ikan lele dapat hidup pada
suhu 10oC-28oC.Panjang tubuh berkisar antara 23.6cm-47cm
dan berat badan dapat mencapai 1.2kg.Jumlah duri sirip punggung antara 60-76
buah.Jumlah duri pada sirip dubur antara 47-58 buah. Bentuk tubuh merupakan
pencapampuran dari compress, depress, dan taeniform. Duri pada sirip
dada kasar pada tepi luar dan bergerigi pada tepi dalamnya.
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah kami lakukan telah sesuai dengan pendapat (Rahman, A.K.A., 2009) bahwa pada lele ( Clarias batrachus ) memiliki ciri morfologi pada bentuk tubuh
pencapampuran dari compress, depress, dan taeniform . Ikan lele memiliki bentuk badan yang
memanjang, berkepala pipih, tidak bersisik, memiliki empat pasang kumis (
Sungut ) yang memanjang sebagai alat peraba, dan memiliki alat pernapasan
tambahan (arborescent organ). Ikan lele memiliki
bentuk sirip berpinggiran tegak( truncate ).
Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk
abdominal.
|
Ikan kembung (Scomber
canagorta) tergolong ikan pelagik yang menghendaki perairan yang bersalinitas
tinggi. Ikan kembung suka hidup secara
bergerombol dan kebiasaan makan adalah memakan plankton yang besar/kasar
(Copepode atau Crustacea). Di
Indonesia sendiri penyebarannya sangat luas, diantaranya selat malaka (Dekat
Banda Aceh), Laut Jawa, Laut Selatan Jawa, dan perairan timur laut lainnya.
Ikan kembung juga banyak di temuan di perairan lain di luar Indonesia.
Memiliki
ciri morfologi pada bentuk tubuh berupa compresiform. Posisi mulutnya di
kategorikan termasuk terminal. Bentuk siripnya di kategorikan termasuk Forked.
Ciri khusus dari ikan kembung adalah
mempunyai caudal scute. Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan
termasuk Thoracic.
Hasil
praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat Jones & Rosa
Jr, Fischer & Whitehead,.2012) bahwaikan kembung ( Rastrelli sp. ) memiliki
rahang, tubuh bilateral simetris yaitu compressed,
mulutnya terminal dan memiliki tutup
insang. Ikan kembung juga memiliki linea
lateralis, rudimeter, finlet, memiliki lubang hidung dua buah (dirhinous),
bersisik, dan ikan kembung juga memiliki satu buah sirip punggung, dua buah
sirip perut yang sejajar dengan sirip dada ( Thoracic ), pectoralis, sirip anal dan sirip ekor bercagak ( Forked ). Hasil
pengamatan pada ikan kembung juga terdapat caudal
scute.
|
Habitat ikan bandeng
meliputi air tawar , muara , dan perairan pantai perairan . Di Great Barrier
Reef , Bandeng dewasa hidup di perairan pantai , tapi di musim panas , mereka
bermigrasi melintasi Great Barrier Reef Lagoon , dan bertelur di luar terumbu
pita di Laut Coral . Larva kemudian bergerak kembali melintasi laguna dan
menuju tempat yang dangkal , perairan
pantai (Hoese, D.F.,
Bray, D.J., Paxton, J.R. & G.R. Allen, 2010).
Hasil praktikum yang
telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat(Hoese, D.F., Bray, D.J., Paxton, J.R. & G.R. Allen, 2010),
ikan bandeng mempunyai badan yang memanjang seperti torpedo ( Fusiform ) dengan sirip ekor bercabang
sebagai tanda bahwa ikan bandeng tergolong sebagai perenang cepat. Kepala ikan
bandeng tidak bersisik, mulut kecil terletak di ujung rahang( Terminal ) tanpa gigi, lubang hidung
terletak di depan mata. Mata diliputi oleh selaput bening (subcutaneus).Warna
badan putih keperak-perakan dan punggung putih kehitaman.
Ikan
bandeng mempunyai tubuh yang ramping dan ditutupi oleh
sisik dengan jari-jari yang lunak. Sirip ekor yang panjang dan bercagak( Forked ). Mulut sedang dan non
protractile dengan posisi mulut satu garis dengan sisi bawah bola mata dan
tidak memiliki sungut.Hasil praktikum menunjukan posisi sirip perut terhadap
sirip dada di kategorikan termasuk abdominal.
4.2.4. Ikan Tongkol( Euthynnus
sp. )
Ikan tongkol merupakan
penghuni hampir seluruh perairan Asia. Di
indonesia, ikan ini banyak membentuk gerombolan-gerombolan besar atau migratory
yang tersebar disekitar perairan Samudera Atlantik, Hindia dan Pasifik,
terutama di perairan Indonesia timur dan samudra Indonesia. Ikan Tongkol adalah
jenis ikan pelagis yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia
yang hidup pada kedalaman hingga 50 m di daerah tropis dengan kisaran suhu 27–
28oC (Fischer & Whitehead. 2011)..
Hasil praktikum yang telah kami
lakukan juga sesuai dengan pendapat (Fischer & Whitehead. 2011) bahwa ikan tongkol tergolong ikan Scombridae, bentuk tubuh seperti Torpedo ( Fusiform ) dengan kulit yang licin .
dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang
kecil-kecil yang disebut finlet serta terdapat skut. Sirip
dada melengkung, ujungnya lurus dan pangkalnya sangat kecil.Ikan tongkol
merupakan perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka
tulang.Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai
lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam
lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu
ikan tersebut berenang cepat. Selain itu, pada saat praktikum menyatakan bahwa
ikan tongkol memiliki mulut yang di kategorikan termasuk terminal
dan bentuk siripnya di kategorikan termasuk Forked, serta posisi sirip perut
terhadap sirip dada di kategorikan termasuk Thoracic.
|
|
Ikan mas hidup di
tengah-tengah dan aliran yang lebih rendah dari sungai , di daerah tergenang ,
dan di perairan dangkal terbatas , seperti danau , danau oxbow , dan waduk air
. ikan mas merupakan penghuni bawah/dasar perairan tapi mencari makanan di lapisan
menengah dan atas perairan. Pertumbuhan terbaik diperoleh saat suhu air
berkisar antara 23 ° C dan 30 ° C. Ikan dapat bertahan hidup periode musim
dingin . Salinitas sampai sekitar 5 ‰ ditoleransi . Kisaran pH optimal adalah
6,5-9,0 . Spesies bisa bertahan pada konsentrasi rendah oksigen ( 0,3-0,5 mg /
liter ) serta jenuh . ikan mas adalah omnivora , dengan kecenderungan tinggi
terhadap konsumsi makanan hewani , seperti serangga air , larva serangga ,
cacing , moluska , dan zooplankton . Konsumsi zooplankton dominan di kolam ikan
di mana kepadatan tebar tinggi . Selain itu , ikan mas mengkonsumsi batang ,
daun dan biji dari air dan darat tanaman , tanaman air membusuk , dll.
Pertumbuhan harian ikan mas dapat mencapai 2 sampai 4 persen dari berat tubuhnya
.ikan mas dapat mencapai bobot 0,6-1,0 kg berat badan dalam satu musim di kolam
ikan polycultural dari subtropis daerah tropis (De Silva, S. 2013).
Hasil praktikum yang
telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (De Silva, S. 2013)bahwa ikan masbentuk
tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak (comprossed). Mulutnya terletak
di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil).Di
bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut.Di ujung dalam mulut terdapat
gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi
geraham. Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada
beberapa varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. sisik ikan mas berukuran
besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid lingkaran.
Sirip punggungnya
(dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari keras dan di bagian akhir
(sirip ketiga dan keempat) bergerigi.Letak sirip punggung berseberangan dengan
permukaan sisip perut (ventral).Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti
sirip punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi.garis
rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di
pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung
belakang pangkal ekor. Bentuk siripnya di kategorikan termasuk emarginated
.Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk sub-abdominal.
4.2.6. Ikan Kurisi (Nemiptorus nemapthorus)
Habitatnya
di laut, di daerah karang dan di daerah berbatu-batu dengan kedalaman minimal
100m.Oleh sebab itu mengapa ikan ini dikatakan ikan demersal. Ikan kurisi
ditemukan pada kedalaman 100m, ikan ini terdapat pada lingkaran laut pada
kedalaman mencakup 100-300m. Tidak berpindah-pindah
atau dapat dikatakan non-migran.Indo-Pasifik
Barat: termasuk Teluk Benggala, Laut Andaman,
Selat Malaka, Filipina, Laut Cina Selatan, Teluk Thailand dan Indonesia.
Record daribarat lautAustraliatampaknyatidak berdasar
(Wiadnya. 2012).
Hasil praktikum yang
telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (Wiadnya. 2012) bahwa warna
sangat bervariasi, seperti kemerah-merahan, kecoklat coklatan, merah kekuningan
ataupun kehijau-hiajuan.Bentuk tubuh berupa compresiform.Posisi mulutnya
terminal.Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk
Thoracic.
Sirip ekor bagian atas
memanjang membentuk flagel sedangkan pada sirip ekor bagian bawahnya
tidak.Terdapat totol orange atau merah terang dekat pangkal garis rusuk (linea
lateral).Sirip dorsal berwarna merah, dengan garis tepi berwarna kuning atau
orange dengan satu pita kuning yang luas sepanjang dasar sirip dorsal.
4.2.7. Ikan Nilem( Osteochilus hasselti )
Ikan Nilem habitat
aslinya di daerah beriklim sedang dengan suhu berkisar 18-28 ºC.Ikan Nilem
hidup di tempat-tempat yang dangkal dengan arus yang tidak begitu deras,
seperti danau, sungai, rawa, dan genangan-genangan air. Ikan ini mudah
berkembang biak menurut aturan air mengalir. Ikan ini memakan planton dan
peripyton (jasad yang menempel pada tanaman air). Ikan ini dapat bereproduksi
pada usia kira-kira 9 bulan. Induk dari ikan Nilem yang dapat dipelihara di
kolam berusia satu sampai dua tahun selang waktu memijahan tiga sampai empat
bulan sekali.
Hasil praktikum yang
telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (Motomura, H., S. Tsukawaki and
T. Kamiya.2009) yaitu ciri morfologi pada
bentuk tubuh berupa compresiform.Posisi mulutnya di kategorikan termasuk
terminal.Bentuk siripnya di kategorikan termasuk emarginate. Ciri khusus dari
ikan kembung adalah mempunyai caudal
scute. Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk
sub-abdominal.
Sudut
– sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut – sungut peraba. Sirip punggung
disokong oleh tiga jari – jari keras dan 12 – 18 jari – jari lunak.Sirip ekor
berjagak dua, bentuknya simetris.Sirip dubur disokong oleh 3 jari – jari keras
dan 5 jari – jari lunak.Sirip perut disokong oleh 1 jari – jari keras dan 13 –
15 jari – jari lunak.Bentuk tubuh ikan nilem agak memenjang dan piph, ujung
mulut runcing dengan moncong (rostral) terlipat, serta bintik hitam besar pada
ekornya merupakan ciri utama ikan nilem.Ikan ini termasuk kelompok omnivora,
makanannya berupa ganggang penempel yang disebut epifition dan perifition.Panjang
standar maksimum yang pernah ditemukan mencapai 12,6 " / 32cm.
4.2.8.
Ikan Patin (Pangasius sp )
|
Habitatnya di tepi
sungai-sungai besar dan muara-muara sungai. Penyebaran ikan patin meliputi
Thailand, Burma, India (Weber danBeaufort, 1913; Smit 1945; Direktorat Jenderal
Perikanan, 1977), Taiwan,Malaysia, Semenanjung Indocina (Buchanan, 1983),
Sumatra dan Kalimantan(Schuster dan Djajadiredja, 1952). Jenis ikan patin di
Indonesia diantaranyaPangasius poluranodo (ikan juaoro), Pangasius macronema
(ikan rius, riu,lancang), Pangasius micronemus (wakal, riu scaring) Pangasius
nasutus (pedado)dan Pangasius nieuwenhuisil (lawang) (Arie, 2009).Ikan patin
bersifat nokturnal, yaitu melakukan aktivitas di malam harisebagaimana umumnya ikan
catfish lainnya. Hal yang membedakan ikan patindengan ikan catfish pada umumnya
yaitu sifat patin yang termasuk omnivora ataugolongan ikan pemakan segala.
Makanan ikan patin di alam berupa ikan kecil,cacing, detritus, serangga,
biji-bijian, udang kecil dan moluska. Ikan patintermasuk ikan yang hidup di
dasar perairan.Hal ini dapat dilihat dari bentuk mulutnya yang sedikit ke bawah
(Susanto dan Amri, 1997 dalam Maharani, 2009).
Hasil praktikum yang
telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (Susanto dan Amri, 1997 dalam
Maharani, 2009), bahwa jari-jari keras yang berubah menjadi senjata yang
dikenal sebagai patil.Ikan patin memiliki badan memanjang berwarna putih
seperti perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan.Panjang tubuhnya dapat
mencapai 120 cm. Kepala patin relatif kecil dengan mulut terletak di ujung
kepala sedikit ke bawah.Hal ini merupakan ciri khas golongan catfish.Sudut
mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.Sirip
punggung memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang
bergerigi dan besar disebelah belakangnya.Jari-jari lunak sirip punggung
terdapat enam atau tujuh buah.Pada punggungnya terdapat sirip lemak yang
berukuran kecil sekali dan sirip ekornya membentuk cagak dengan bentuk simetris.Ikan
patin tidak memiliki sisik, sirip duburnya panjang, terdiri dari 30 – 33
jari-jari lunak, sedangkan sirip perutnya memiliki 6 jari-jari lunak.Ciri
morfologi bentuk tubuhnya berupa compresiform.Posisi mulutnya inferio. Ciri
khusus dari ikan kembung adalah
mempunyai adipose fin. Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan
termasuk Sub-abdominal.
V.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini mahasiswa dapat mengambil kesimpulan bahwa: Dapat diketahui morfologi dari
ikan diantaranya bentuk tubuh, bentuk mulut, posisi mulut, bentuk sirip ekor,
ciri-ciri khusus pada ikan, dan posisi sirip perut pada sirip dada. Pada
praktikum ini bahan yang dipakai ialah,ikan Mas,
ikan Patin, ikan Nila, ikan Baceman, ikan Lele, ikan Tongkol, ikan Kakap, ikan
Layur, ikan Bandeng, dan ikan Belanak. Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat
mengenal morfologi dari masing-masing jenis ikan tersebut.
5.2 Saran
Menggunakan ikan yang segar saat praktikum agar praktikan dapat
lebih jelas dalam melihat morfologi ikan tersebut dan mendapatkan hasil yang
lebih akurat dan mendetail. Banyaknya ikan tawar dan air laut semestinya
seimbang, kalau bisa menggunakan ikan-ikan yang bertulang lunak ( kondrosit )
spserti hiu, pari, dan lain-lain agar kita dapat mengenal morfologi ikan-ikan
yang bertulang lunak juga tidak hanya ikan-ikan yang bertulang keras.
VI.
DAFTAR
PUSTAKA
De Silva, S. 2013. Carps. In: J.S. Lucas
and P.C. Southgate (eds.), Aquaculture: farming aquatic animals and plants, pp.
276-294. Blackwell Publishing, Oxford, England.
Fischer & Whitehead, eds (2011,
Species Identification Sheets, Eastern Indian Ocean/Western Central Pacific.
Hoese, D.F., Bray, D.J., Paxton, J.R. & G.R.
Allen. 2010. Fishes. in Beesley, P.L. &A. Wells. (eds) Zoological Catalogue
of Australia.Volume 35. ABRS & CSIRO Publishing: Australia. parts 1-3,
pages 1-2178.
Jones & Rosa Jr, Fischer &
Whitehead, eds. 2012.Species Identification Sheets, Eastern Indian
Ocean/Western Central Pacific.
Maharani, D. 2009.Kedudukan Taksonomi
dan Ciri-ciri Morfologi Ikan Patin.http://e-journal.uajy.ac.id/2599/3/2BL00889.pdf (diakses pada
tanggal 21 Mei 2014)
Motomura, H., S. Tsukawaki and T.
Kamiya.2009
- Bull. Natn. Sci. Mus. 28(4): 233-246. 2009 A preliminary survey of the fishes
of Lake Tonle Sap near Siem Reap, Cambodia
Rahman, A.K.A., 2009.
Freshwater fishes of Bangladesh. Zoological
Society of Bangladesh.Department of Zoology, University of Dhaka.364 p.
Wiadnya.2012. Ikan Hasil Tangkap.http://wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/4C_2-Ikan-Hasil-Tangkap-1.pdf (diakses pada tanggal 21 Mei 2014)
Komentar
Posting Komentar