Laporan Ikhtiologi " Identifikasi Ikan"
LAPORAN
PRAKTIKUM
Oleh:
Kelompok 10
Rachmawati Hartini
(H1K013014)
Dewi Suci Indah (H1K013026)
Muhammad Rifat
Muharam (H1K013044)
Muhammad Riski
Ardianto (H1K013050)
Asisten : Mellia
Indriani
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar
Belakang
Dalam mendukung pengetahuan tentang klasifikasi dan
taksonomi diperlukan adanya identifikasi dari berbagai parameter morfologi dari bentuk tubuh ikan. Dengan melihat morfologi ikan kita dapat mengelompokkan
ikan/hewan air. Sistem atau cara
pengelompokan ini dikenal dengan istilah sistematika atau taksonomi.
Sistematika atau taksonomi ada 3 pekerjaan yang biasa dilakukan,
yaitu identifikasi, klasifikasi, dan pengamatan evolusi. Identifikasi merupakan
pengenalan dan deskripsi yang teliti dan tepat terhadap suatu jenis/spesies
yang selanjutnya diberi nama ilmiahnya sehingga diakui oleh para ahli diseluruh
dunia. Klasifikasi adalah suatu kegiatan pembentukan kelompok-kelompok makhluk
hidup dengan cara memberi keseragaman ciri/sifat di dalam keanekaragaman ciri yang
ada pada makhluk hidup tersebut. Oleh karena itu dengan morfologi tubuh makhluk
hidup yang berbeda satu sama lainnya, kita memerlukan pengklasifikasian agar
kita lebih mudah memahami dan mempelajari keanekaragaman makhluk hidup
tersebut.
I.2
Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengidentifikasi suatu
specimen ikan tertentu dan memberikan kalsifikasinya.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Identifikasi adalah
tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang beraneka
ragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Pengertian identifikasi berbeda
sekali dengan pengertian klasifikasi. Identifikasi berkaitan erat dengan
ciri-ciri taksonomik dan akan menuntun sebuah sampel ke dalam suatu urutan
kunci identifikasi, sedangkan klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi
sejumlah besar ciri-ciri. Menurut Mayr dan Ashlock (1991), klasifikasi
merupakan penataan hewan-hewan ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kesamaan
dan hubungan di antara mereka. Ditinjau dari segi ilmiah, identifikasi sangat
penting artinya karena seluruh urutan pekerjaan selanjutnya tergantung kepada
hasil identifikasi yang benar dari suatu sampel yang sedang diteliti.
III. MATERI
DAN METODE
3.1
Materi
3.1.1 Alat
Alat
yang digunakan pada praktikum ini adalah alat bedah, baki paraffin, buku kunci,
jarum penusuk, kamera, dan pensil.
3.1.2
Bahan
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan mas, ikan patin, ikan nila , ikan
lele, ikan tongkol, ikan kakap, ikan layur, dan ikan bandeng .
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
|
|
4.2
Pembahasan
|
4.2.1. Ikan
Lele (Claria batrachus)
Panjang tubuh berkisar
antara 23.6cm-47cm dan berat badan dapat mencapai 1.2kg. Jumlah duri sirip
punggung antara 60-76 buah. Jumlah duri pada sirip dubur antara 47-58 buah.
Bentuk tubuh merupakan pencapampuran dari compress, depress, dan taeniform.
Duri pada sirip dada kasar pada tepi luar dan bergerigi pada
tepi dalamnya.
Persebarannya meliputi Asia : Jawa , Indonesia . Clarias
aff .batrachus dari Indochina dan Clarias aff . Batrachus dari Sundaland telah
salah diidentifikasi sebagai Clarias batrachus dari Jawa . Ikan lele diperkenalkan ke
beberapa negara lain, negara tersebut melaporkan dampak ekologis
yang merugikan setelah diperkenalkan (Rahman,
A.K.A., 2009)
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah kami lakukan telah sesuai dengan pendapat (Rahman, A.K.A., 2009) bahwa
pada lele ( Clarias batrachus )
memiliki ciri morfologi pada bentuk tubuh pencapampuran dari compress, depress,
dan taeniform .
Ikan lele memiliki bentuk badan yang
memanjang, berkepala pipih, tidak bersisik, memiliki empat pasang kumis (
Sungut ) yang memanjang sebagai alat peraba, dan memiliki alat pernapasan
tambahan (arborescent organ).
Ikan lele memiliki bentuk sirip berpinggiran tegak( truncate ). Posisi sirip perut terhadap sirip dada di
kategorikan termasuk abdominal.
4.2.2. Ikan
Tongkol (Euthynnus sp.)
Bentuk tubuh ikan
tongkol fusiform, dengan kulit yang licin. Sirip-sirip punggung, dubur, perut,
dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh. Dibelakang sirip
punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang
disebut finlet.Ikan tongkol dapat mencapai ukuran panjang 60– 65 cm dengan
berat 1.720 gr pada umur 5 tahun. Ikan tongkol memiliki 10– 12 jari-jari sirip
punggung, 10– 13 jari-jari halus sirip punggung, 10– 14 jari-jari halus sirip
dubur, dengan warna punggung kebiru-biruan, ungu tua bahkan berwarna hitam pada
bagian kepala Badan kuat, memanjang dan bulat. Gigi kecil dan berbentuk
kerucut, dalam rangkaian tunggal. Sebuah keel pusat yang kuat pada setiap sisi
dasar sirip ekor-kecil antara 2 keel.
Ikan
tongkol merupakan penghuni hampir seluruh perairan Asia.
Di indonesia, ikan ini banyak membentuk gerombolan-gerombolan besar atau
migratory yang tersebar disekitar perairan Samudera Atlantik, Hindia dan
Pasifik, terutama di perairan Indonesia timur dan samudra Indonesia. Ikan
Tongkol adalah jenis ikan pelagis yang merupakan salah satu komoditas utama
ekspor Indonesia yang hidup pada kedalaman hingga 50 m di daerah tropis dengan
kisaran suhu 27– 28oC (Fischer & Whitehead. 2011)..
Hasil
praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (Fischer &
Whitehead. 2011)
bahwa ikan tongkol tergolong ikan
Scombridae, bentuk tubuh seperti Torpedo ( Fusiform
) dengan kulit yang licin . dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat
sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet serta terdapat skut. Sirip
dada melengkung, ujungnya lurus dan pangkalnya sangat kecil.Ikan tongkol
merupakan perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka
tulang.Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai
lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam
lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu
ikan tersebut berenang cepat. Selain itu, pada saat praktikum menyatakan bahwa
ikan tongkol memiliki
mulut yang di kategorikan termasuk terminal dan bentuk siripnya di kategorikan
termasuk Forked, serta posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan
termasuk Thoracic.
4.2.3
Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Bandeng
adalah spesies yang memiliki mulut ompong kecil dan sirip ekor besar sangat -
bercabang . Hal ini terjadi di air tawar , muara , dan perairan tropis dan
subtropis perairan pantai. Mata ditutupi dengan lapisan tebal jaringan
agar-agar . Tubuh berwarna keperakan biru-hijau di atas , keperakan di sisi dan
putih di bawah.
Habitat ikan bandeng
meliputi air tawar , muara , dan perairan pantai perairan . Di Great Barrier
Reef , Bandeng dewasa hidup di perairan pantai , tapi di musim panas , mereka
bermigrasi melintasi Great Barrier Reef Lagoon , dan bertelur di luar terumbu
pita di Laut Coral . Larva kemudian bergerak kembali melintasi laguna dan
menuju tempat yang dangkal , perairan
pantai (Hoese, D.F.,
Bray, D.J., Paxton, J.R. & G.R. Allen, 2010).
Hasil praktikum yang
telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat(Hoese, D.F., Bray, D.J., Paxton, J.R. & G.R. Allen, 2010),
ikan bandeng mempunyai badan yang memanjang seperti torpedo ( Fusiform ) dengan sirip ekor bercabang
sebagai tanda bahwa ikan bandeng tergolong sebagai perenang cepat. Kepala ikan
bandeng tidak bersisik, mulut kecil terletak di ujung rahang( Terminal ) tanpa gigi, lubang hidung
terletak di depan mata. Mata diliputi oleh selaput bening (subcutaneus).Warna
badan putih keperak-perakan dan punggung putih kehitaman.
Ikan
bandeng mempunyai tubuh yang ramping dan ditutupi oleh
sisik dengan jari-jari yang lunak. Sirip ekor yang panjang dan bercagak( Forked ). Mulut sedang dan non
protractile dengan posisi mulut satu garis dengan sisi bawah bola mata dan
tidak memiliki sungut.Hasil praktikum menunjukan posisi sirip perut terhadap
sirip dada di kategorikan termasuk abdominal.
4.2.4
Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Ikan mas hidup di tengah-tengah
dan aliran yang lebih rendah dari sungai , di daerah tergenang , dan di
perairan dangkal terbatas , seperti danau , danau oxbow , dan waduk air . ikan
mas merupakan penghuni bawah/dasar perairan tapi mencari makanan di lapisan
menengah dan atas perairan. Pertumbuhan terbaik diperoleh saat suhu air
berkisar antara 23 ° C dan 30 ° C. Ikan dapat bertahan hidup periode musim
dingin . Salinitas sampai sekitar 5 ‰ ditoleransi . Kisaran pH optimal adalah
6,5-9,0 . Spesies bisa bertahan pada konsentrasi rendah oksigen ( 0,3-0,5 mg /
liter ) serta jenuh . ikan mas adalah omnivora , dengan kecenderungan tinggi
terhadap konsumsi makanan hewani , seperti serangga air , larva serangga , cacing
, moluska , dan zooplankton . Konsumsi zooplankton dominan di kolam ikan di
mana kepadatan tebar tinggi . Selain itu , ikan mas mengkonsumsi batang , daun
dan biji dari air dan darat tanaman , tanaman air membusuk , dll. Pertumbuhan
harian ikan mas dapat mencapai 2 sampai 4 persen dari berat tubuhnya .ikan mas
dapat mencapai bobot 0,6-1,0 kg berat badan dalam satu musim di kolam ikan
polycultural dari subtropis daerah tropis (De Silva, S. 2013).
Hasil praktikum yang
telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (De Silva, S. 2013) bahwa
bentuk
tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak (comprossed). Mulutnya terletak
di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil).Di
bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut.Di ujung dalam mulut terdapat
gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi
geraham. Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada
beberapa varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. sisik ikan mas berukuran
besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid lingkaran.
Sirip punggungnya
(dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari keras dan di bagian akhir
(sirip ketiga dan keempat) bergerigi.Letak sirip punggung berseberangan dengan
permukaan sisip perut (ventral).Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti
sirip punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi.garis
rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di
pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung
belakang pangkal ekor. Bentuk
siripnya di kategorikan termasuk emarginated .Posisi sirip perut terhadap sirip
dada di kategorikan termasuk sub-abdominal.
4.2.5
Ikan Kembung (Rastrelliger sp)
Ikan kembung memiliki
beberapa ciri-ciri morfologi, yaitu badan agak dalam, kedalaman pada tutup insang 4,3-5,2 kali panjang garpu ;
kepala lebih lama dari kedalaman tubuh . Rahang sebagian tersembunyi , ditutupi
oleh tulang lakrimal ; punggung sirip kekuningan dengan tips hitam , ekor dan
sirip dada kekuningan ; sirip lain kehitaman . Panjang maksimum 35 cm.
Ikan
kembung (Rastrelliger sp) tergolong ikan pelagik yang menghendaki perairan
yang bersalinitas tinggi. Ikan kembung suka hidup secara
bergerombol dan kebiasaan makan adalah memakan plankton yang besar/kasar
(Copepode atau Crustacea). Di Indonesia sendiri penyebarannya
sangat luas, diantaranya selat malaka (Dekat Banda Aceh), Laut Jawa, Laut
Selatan Jawa, dan perairan timur laut lainnya. Ikan kembung juga banyak di
temuan di perairan lain di luar Indonesia.
Memiliki ciri morfologi pada bentuk tubuh berupa
compresiform. Posisi mulutnya di kategorikan termasuk terminal. Bentuk siripnya
di kategorikan termasuk Forked. Ciri khusus dari ikan kembung adalah mempunyai caudal scute. Posisi sirip
perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk Thoracic.
Hasil
praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat Jones & Rosa
Jr, Fischer & Whitehead,.2012) bahwaikan
kembung ( Rastrelli sp. ) memiliki
rahang, tubuh bilateral simetris yaitu compressed,
mulutnya terminal dan memiliki tutup
insang. Ikan kembung juga memiliki linea lateralis,
rudimeter, finlet, memiliki lubang hidung dua buah (dirhinous), bersisik, dan
ikan kembung juga memiliki satu buah sirip punggung, dua buah sirip perut yang
sejajar dengan sirip dada ( Thoracic
), pectoralis, sirip anal dan sirip ekor bercagak ( Forked ). Hasil pengamatan pada ikan kembung
juga terdapat caudal scute.
4.2.6
Ikan Nilem (Osteochilus nasselti)
Ciri – cirinya yaitu pada
sudut – sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut – sungut peraba. Sirip
punggung disokong oleh tiga jari – jari keras dan 12 – 18 jari – jari lunak.
Sirip ekor berjagak dua, bentuknya simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jari –
jari keras dan 5 jari – jari lunak. Sirip perut disokong oleh 1 jari – jari
keras dan 13 – 15 jari – jari lunak. Bentuk tubuh ikan nilem agak memenjang dan
piph, ujung mulut runcing dengan moncong (rostral) terlipat, serta bintik hitam
besar pada ekornya merupakan ciri utama ikan nilem. Ikan ini termasuk kelompok
omnivora, makanannya berupa ganggang penempel yang disebut epifition dan
perifition. Panjang standar
maksimum yang pernah ditemukan mencapai 12,6 " / 32cm.
Ikan Nilem habitat
aslinya di daerah beriklim sedang dengan suhu berkisar 18-28 ºC.Ikan Nilem
hidup di tempat-tempat yang dangkal dengan arus yang tidak begitu deras,
seperti danau, sungai, rawa, dan genangan-genangan air. Ikan ini mudah
berkembang biak menurut aturan air mengalir. Ikan ini memakan planton dan
peripyton (jasad yang menempel pada tanaman air). Ikan ini dapat bereproduksi
pada usia kira-kira 9 bulan. Induk dari ikan Nilem yang dapat dipelihara di
kolam berusia satu sampai dua tahun selang waktu memijahan tiga sampai empat
bulan sekali.
Hasil praktikum yang
telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (Motomura, H., S. Tsukawaki and
T. Kamiya.2009) yaitu ciri morfologi pada bentuk tubuh
berupa compresiform.Posisi mulutnya di kategorikan termasuk terminal.Bentuk
siripnya di kategorikan termasuk emarginate. Ciri khusus dari ikan kembung adalah mempunyai caudal scute. Posisi sirip
perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk sub-abdominal.
4.2.7
Ikan Patin (Pangasius sp.)
Ikan patin memiliki
badan memanjang berwarna putih seperti perak dengan punggung berwarna
kebiru-biruan. Panjang tubuhnya dapat mencapai 120cm. Kepala patin relatif
kecil dengan mulut terletak di ujung kepala sedikit kebawah.. Sudut mulutnya
terdapatdua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba. Sirip
punggungmemiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang
bergerigi danbesar disebelah belakangnya. Jari-jari lunak sirip punggung
terdapat enam atautujuh buah. Pada punggungnya terdapat sirip lemak yang
berukuran kecil sekalidan sirip ekornya membentuk cagak dengan bentuk simetris.
Ikan patin tidak memiliki sisik, sirip duburnya panjang, terdiri dari 30 – 33
jari-jari lunak,sedangkan sirip perutnya memiliki 6 jari-jari lunak. Sirip dada
memiliki 12 – 13jari-jari lunak dan sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi
senjata yangdikenal sebagai patil (Susanto dan Amri, 1997 dalam Maharani,
2009).
Ikan patin bersifat
nokturnal, yaitu melakukan aktivitas di malam harisebagaimana umumnya ikan catfish
lainnya. Hal yang membedakan ikan patindengan ikan catfish pada umumnya yaitu
sifat patin yang termasuk omnivora ataugolongan ikan pemakan segala. Makanan
ikan patin di alam berupa ikan kecil,cacing, detritus, serangga, biji-bijian,
udang kecil dan moluska. Ikan patintermasuk ikan yang hidup di dasar perairan.
Hal ini dapat dilihat dari bentuk mulutnya yang sedikit ke bawah (Susanto dan Amri,
1997 dalam Maharani, 2009).
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan
pendapat (Susanto dan Amri, 1997 dalam Maharani, 2009), bahwa jari-jari keras
yang berubah menjadi senjata yang dikenal sebagai patil.Ikan patin memiliki
badan memanjang berwarna putih seperti perak dengan punggung berwarna
kebiru-biruan.Panjang tubuhnya dapat mencapai 120 cm. Kepala patin relatif
kecil dengan mulut terletak di ujung kepala sedikit ke bawah.Hal ini merupakan
ciri khas golongan catfish.Sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis
pendek yang berfungsi sebagai peraba.Sirip punggung memiliki sebuah jari-jari
keras yang berubah menjadi patil yang bergerigi dan besar disebelah
belakangnya.Jari-jari lunak sirip punggung terdapat enam atau tujuh buah.Pada
punggungnya terdapat sirip lemak yang berukuran kecil sekali dan sirip ekornya
membentuk cagak dengan bentuk simetris.Ikan patin tidak memiliki sisik, sirip
duburnya panjang, terdiri dari 30 – 33 jari-jari lunak, sedangkan sirip
perutnya memiliki 6 jari-jari lunak.Ciri
morfologi bentuk tubuhnya berupa compresiform.Posisi mulutnya inferio. Ciri
khusus dari ikan kembung adalah
mempunyai adipose fin. Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan
termasuk Sub-abdominal.
Suborbital
tanpa tulang belakang. Insang dengan 3
baris sisik melintang. Dada dan sirip perut panjang,
mencapai antara tingkat anus dan asal sirip dubur. Pertama
dua duri punggung berdekatan, hampir menyatu, membentuk
filament yang sangat panjang. Lobus atas sirip ekor yang
dihasilkan untuk membentuk filament membuntuti. Sebuah
garis yang ditarik naik dari tepi posterior suborbital mencapai profil dorsal
sekitar 2 sampai 5 baris sisik sebelum asal sirip punggung. Skala aksilahadir. Warna: Kepala dan tubuh merah muda, putih keperakan
di bawah.
Ikan
kurisi ditemukan pada kedalaman 100m, ikan ini terdapat pada lingkaran laut
pada kedalaman mencakup 100-300m. Habitatnya di laut, di daerah karang dan di
daerah berbatu-batu dengan kedalaman minimal 100m. Oleh sebab itu mengapa ikan
ini dikatakan ikan demersal. Tidak
berpindah-pindah atau dapat dikatakan non-migran. Indo-Pasifik Barat: termasukTeluk Benggala,
Laut Andaman, Selat Malaka, Filipina, Laut Cina Selatan, Teluk Thailand dan Indonesia. Record dari barat
laut Australia tampaknya tidak berdasar (Wiadnya. 2012).
Hasil praktikum yang
telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (Wiadnya. 2012) bahwa warna
sangat bervariasi, seperti kemerah-merahan, kecoklat coklatan, merah kekuningan
ataupun kehijau-hiajuan.Bentuk
tubuh berupa compresiform.Posisi mulutnya terminal.Posisi sirip perut terhadap
sirip dada di kategorikan termasuk Thoracic.
Sirip ekor bagian atas
memanjang membentuk flagel sedangkan pada sirip ekor bagian bawahnya
tidak.Terdapat totol orange atau merah terang dekat pangkal garis rusuk (linea
lateral).Sirip dorsal berwarna merah, dengan garis tepi berwarna kuning atau
orange dengan satu pita kuning yang luas sepanjang dasar sirip dorsal.
V. PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Setelah
melakukan praktikum identifikasi ikan, mahasiswa dapat mengetahui bagaimana
cara mengidentifikasi ikan dengan benar dengan melalui serangkaian tahap-tahap
yang dilakukan serta mahasiswa bisa
lebih mengenal jenis ikan yang di praktekkan seperti ikan mas, ikan
lele, ikan patin, ikan kembung, ikan tongkol, ikan kurisi, ikan nilem, dan ikan
bandeng dengan dengan melakukan identifikasi ikan ini.
5.2
Saran
Dianjurkan
pada saat melakukan praktikum, seorang praktikan harus berhati-hati dalam
mengklasifikasikan seekor ikan. Karena pada nyatanya banyak terdapat hewan yang
hampir sama, namun pada saat mengidentifikasi seekor hewan ada beberapa hal
yang mesti di pertimbangkan. Jika salah maka hasil klasifikasinya pun akan
salah.
DAFTAR
PUSTAKA
De Silva, S. 2013. Carps. In:
J.S. Lucas and P.C. Southgate (eds.), Aquaculture: farming aquatic animals and
plants, pp. 276-294. Blackwell Publishing, Oxford, England.
Fischer & Whitehead, eds
(2011, Species Identification Sheets, Eastern Indian Ocean/Western Central
Pacific.
Hoese, D.F., Bray, D.J., Paxton, J.R. & G.R.
Allen. 2010. Fishes. in Beesley, P.L. &A. Wells. (eds) Zoological Catalogue
of Australia. Volume 35. ABRS & CSIRO Publishing: Australia. parts 1-3,
pages 1-2178.
Jones & Rosa Jr, Fischer
& Whitehead, eds. 2012. Species Identification Sheets, Eastern Indian
Ocean/Western Central Pacific.
Maharani, D. 2009. Kedudukan Taksonomi dan Ciri-ciri Morfologi
Ikan Patin. http://e-journal.uajy.ac.id/2599/3/2BL00889.pdf (diakses pada tanggal 21 Mei
2014)
Motomura, H.,
S. Tsukawaki and T. Kamiya.2009
- Bull. Natn. Sci. Mus. 28(4): 233-246. 2009 A preliminary survey of the fishes
of Lake Tonle Sap near Siem Reap, Cambodia
Rahman,
A.K.A., 2009.
Freshwater fishes of Bangladesh. Zoological Society of Bangladesh.Department of
Zoology, University of Dhaka. 364 p.
Wiadnya. 2012. Ikan Hasil Tangkap. http://wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/4C_2-Ikan-Hasil-Tangkap-1.pdf (diakses pada tanggal 21 Mei 2014 )
Komentar
Posting Komentar