Laporan Ikhtiologi " Identifikasi Ikan"


LAPORAN PRAKTIKUM
IDENTIFIKASI IKAN



Oleh:
Kelompok 10
Rachmawati Hartini                         (H1K013014)
Dewi Suci Indah                               (H1K013026)
Muhammad Rifat Muharam            (H1K013044)
Muhammad Riski Ardianto             (H1K013050)

Asisten : Mellia Indriani




JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014



I. PENDAHULUAN
I.1     Latar Belakang
Dalam  mendukung pengetahuan tentang klasifikasi dan taksonomi diperlukan adanya identifikasi dari berbagai parameter morfologi dari bentuk tubuh ikan. Dengan melihat morfologi ikan kita dapat mengelompokkan ikan/hewan air. Sistem atau cara pengelompokan ini dikenal dengan istilah sistematika atau taksonomi.
Sistematika atau taksonomi ada 3 pekerjaan yang biasa dilakukan, yaitu identifikasi, klasifikasi, dan pengamatan evolusi. Identifikasi merupakan pengenalan dan deskripsi yang teliti dan tepat terhadap suatu jenis/spesies yang selanjutnya diberi nama ilmiahnya sehingga diakui oleh para ahli diseluruh dunia. Klasifikasi adalah suatu kegiatan pembentukan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan cara memberi keseragaman ciri/sifat di dalam keanekaragaman ciri yang ada pada makhluk hidup tersebut. Oleh karena itu dengan morfologi tubuh makhluk hidup yang berbeda satu sama lainnya, kita memerlukan pengklasifikasian agar kita lebih mudah memahami dan mempelajari keanekaragaman makhluk hidup tersebut.
I.2     Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengidentifikasi suatu specimen ikan tertentu dan memberikan kalsifikasinya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Pengertian identifikasi berbeda sekali dengan pengertian klasifikasi. Identifikasi berkaitan erat dengan ciri-ciri taksonomik dan akan menuntun sebuah sampel ke dalam suatu urutan kunci identifikasi, sedangkan klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri. Menurut Mayr dan Ashlock (1991), klasifikasi merupakan penataan hewan-hewan ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kesamaan dan hubungan di antara mereka. Ditinjau dari segi ilmiah, identifikasi sangat penting artinya karena seluruh urutan pekerjaan selanjutnya tergantung kepada hasil identifikasi yang benar dari suatu sampel yang sedang diteliti.
III. MATERI DAN METODE

3.1         Materi
3.1.1  Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat bedah, baki paraffin, buku kunci, jarum penusuk, kamera, dan pensil.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan mas, ikan patin, ikan nila , ikan lele, ikan tongkol, ikan kakap, ikan layur, dan ikan bandeng .
3.2     Metode


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1     Hasil Praktikum





4.2     Pembahasan
4.2.1. Ikan Lele (Claria batrachus)
Panjang tubuh berkisar antara 23.6cm-47cm dan berat badan dapat mencapai 1.2kg. Jumlah duri sirip punggung antara 60-76 buah. Jumlah duri pada sirip dubur antara 47-58 buah. Bentuk tubuh merupakan pencapampuran dari compress, depress, dan taeniform. Duri pada sirip dada kasar pada tepi luar dan bergerigi pada tepi dalamnya.
Persebarannya meliputi Asia : Jawa , Indonesia . Clarias aff .batrachus dari Indochina dan Clarias aff . Batrachus dari Sundaland telah salah diidentifikasi sebagai Clarias batrachus dari Jawa . Ikan lele diperkenalkan ke beberapa negara lain,  negara tersebut melaporkan dampak ekologis yang merugikan setelah diperkenalkan (Rahman, A.K.A., 2009)
          Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan telah sesuai dengan pendapat (Rahman, A.K.A., 2009) bahwa pada lele ( Clarias batrachus ) memiliki ciri morfologi pada bentuk tubuh pencapampuran dari compress, depress, dan taeniform . Ikan lele memiliki bentuk badan yang memanjang, berkepala pipih, tidak bersisik, memiliki empat pasang kumis ( Sungut ) yang memanjang sebagai alat peraba, dan memiliki alat pernapasan tambahan (arborescent organ). Ikan lele memiliki bentuk sirip berpinggiran tegak( truncate ).  Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk abdominal.

4.2.2. Ikan Tongkol (Euthynnus sp.)
Bentuk tubuh ikan tongkol fusiform, dengan kulit yang licin. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh. Dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet.Ikan tongkol dapat mencapai ukuran panjang 60– 65 cm dengan berat 1.720 gr pada umur 5 tahun. Ikan tongkol memiliki 10– 12 jari-jari sirip punggung, 10– 13 jari-jari halus sirip punggung, 10– 14 jari-jari halus sirip dubur, dengan warna punggung kebiru-biruan, ungu tua bahkan berwarna hitam pada bagian kepala Badan kuat, memanjang dan bulat. Gigi kecil dan berbentuk kerucut, dalam rangkaian tunggal. Sebuah keel pusat yang kuat pada setiap sisi dasar sirip ekor-kecil antara 2 keel.
Ikan tongkol merupakan penghuni hampir seluruh perairan Asia. Di indonesia, ikan ini banyak membentuk gerombolan-gerombolan besar atau migratory yang tersebar disekitar perairan Samudera Atlantik, Hindia dan Pasifik, terutama di perairan Indonesia timur dan samudra Indonesia. Ikan Tongkol adalah jenis ikan pelagis yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia yang hidup pada kedalaman hingga 50 m di daerah tropis dengan kisaran suhu 27– 28oC (Fischer & Whitehead. 2011)..
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (Fischer & Whitehead. 2011) bahwa ikan tongkol tergolong ikan Scombridae, bentuk tubuh seperti Torpedo ( Fusiform ) dengan kulit yang licin . dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet serta terdapat skut. Sirip dada melengkung, ujungnya lurus dan pangkalnya sangat kecil.Ikan tongkol merupakan perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang.Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat. Selain itu, pada saat praktikum menyatakan bahwa ikan tongkol memiliki mulut yang di kategorikan termasuk terminal dan bentuk siripnya di kategorikan termasuk Forked, serta posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk Thoracic.
4.2.3   Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Bandeng adalah spesies yang memiliki mulut ompong kecil dan sirip ekor besar sangat - bercabang . Hal ini terjadi di air tawar , muara , dan perairan tropis dan subtropis perairan pantai. Mata ditutupi dengan lapisan tebal jaringan agar-agar . Tubuh berwarna keperakan biru-hijau di atas , keperakan di sisi dan putih di bawah.
Habitat ikan bandeng meliputi air tawar , muara , dan perairan pantai perairan . Di Great Barrier Reef , Bandeng dewasa hidup di perairan pantai , tapi di musim panas , mereka bermigrasi melintasi Great Barrier Reef Lagoon , dan bertelur di luar terumbu pita di Laut Coral . Larva kemudian bergerak kembali melintasi laguna dan menuju tempat yang  dangkal , perairan pantai (Hoese, D.F., Bray, D.J., Paxton, J.R. & G.R. Allen, 2010).
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat(Hoese, D.F., Bray, D.J., Paxton, J.R. & G.R. Allen, 2010), ikan bandeng mempunyai badan yang memanjang seperti torpedo ( Fusiform ) dengan sirip ekor bercabang sebagai tanda bahwa ikan bandeng tergolong sebagai perenang cepat. Kepala ikan bandeng tidak bersisik, mulut kecil terletak di ujung rahang( Terminal ) tanpa gigi, lubang hidung terletak di depan mata. Mata diliputi oleh selaput bening (subcutaneus).Warna badan putih keperak-perakan dan punggung putih kehitaman.
Ikan bandeng  mempunyai tubuh yang ramping  dan ditutupi oleh sisik dengan jari-jari yang lunak. Sirip ekor yang panjang dan bercagak( Forked ). Mulut sedang dan non protractile dengan posisi mulut satu garis dengan sisi bawah bola mata dan tidak memiliki sungut.Hasil praktikum menunjukan posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk abdominal.
4.2.4   Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Ikan mas hidup di tengah-tengah dan aliran yang lebih rendah dari sungai , di daerah tergenang , dan di perairan dangkal terbatas , seperti danau , danau oxbow , dan waduk air . ikan mas merupakan penghuni bawah/dasar perairan tapi mencari makanan di lapisan menengah dan atas perairan. Pertumbuhan terbaik diperoleh saat suhu air berkisar antara 23 ° C dan 30 ° C. Ikan dapat bertahan hidup periode musim dingin . Salinitas sampai sekitar 5 ‰ ditoleransi . Kisaran pH optimal adalah 6,5-9,0 . Spesies bisa bertahan pada konsentrasi rendah oksigen ( 0,3-0,5 mg / liter ) serta jenuh . ikan mas adalah omnivora , dengan kecenderungan tinggi terhadap konsumsi makanan hewani , seperti serangga air , larva serangga , cacing , moluska , dan zooplankton . Konsumsi zooplankton dominan di kolam ikan di mana kepadatan tebar tinggi . Selain itu , ikan mas mengkonsumsi batang , daun dan biji dari air dan darat tanaman , tanaman air membusuk , dll. Pertumbuhan harian ikan mas dapat mencapai 2 sampai 4 persen dari berat tubuhnya .ikan mas dapat mencapai bobot 0,6-1,0 kg berat badan dalam satu musim di kolam ikan polycultural dari subtropis daerah tropis (De Silva, S. 2013).
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (De Silva, S. 2013) bahwa bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak (comprossed). Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil).Di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut.Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham. Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada beberapa varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. sisik ikan mas berukuran besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid lingkaran.
Sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari keras dan di bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi.Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sisip perut (ventral).Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi.garis rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor. Bentuk siripnya di kategorikan termasuk emarginated .Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk sub-abdominal.
4.2.5   Ikan Kembung (Rastrelliger sp)
Ikan kembung memiliki beberapa ciri-ciri morfologi, yaitu badan agak dalam, kedalaman pada  tutup insang 4,3-5,2 kali panjang garpu ; kepala lebih lama dari kedalaman tubuh . Rahang sebagian tersembunyi , ditutupi oleh tulang lakrimal ; punggung sirip kekuningan dengan tips hitam , ekor dan sirip dada kekuningan ; sirip lain kehitaman . Panjang maksimum 35 cm.
Ikan kembung (Rastrelliger sp) tergolong ikan pelagik yang menghendaki perairan yang bersalinitas tinggi. Ikan kembung suka hidup secara bergerombol dan kebiasaan makan adalah memakan plankton yang besar/kasar (Copepode atau Crustacea). Di Indonesia sendiri penyebarannya sangat luas, diantaranya selat malaka (Dekat Banda Aceh), Laut Jawa, Laut Selatan Jawa, dan perairan timur laut lainnya. Ikan kembung juga banyak di temuan di perairan lain di luar Indonesia.
Memiliki ciri morfologi pada bentuk tubuh berupa compresiform. Posisi mulutnya di kategorikan termasuk terminal. Bentuk siripnya di kategorikan termasuk Forked. Ciri khusus dari ikan kembung  adalah mempunyai caudal scute. Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk Thoracic.
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat Jones & Rosa Jr, Fischer & Whitehead,.2012) bahwaikan kembung ( Rastrelli sp. )  memiliki rahang, tubuh bilateral simetris yaitu compressed, mulutnya terminal dan memiliki tutup insang. Ikan kembung juga memiliki linea lateralis, rudimeter, finlet, memiliki lubang hidung dua buah (dirhinous), bersisik, dan ikan kembung juga memiliki satu buah sirip punggung, dua buah sirip perut yang sejajar dengan sirip dada ( Thoracic ), pectoralis, sirip anal dan sirip ekor bercagak ( Forked ). Hasil pengamatan pada ikan kembung juga terdapat caudal scute.
4.2.6   Ikan Nilem (Osteochilus nasselti)
Ciri – cirinya yaitu pada sudut – sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut – sungut peraba. Sirip punggung disokong oleh tiga jari – jari keras dan 12 – 18 jari – jari lunak. Sirip ekor berjagak dua, bentuknya simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jari – jari keras dan 5 jari – jari lunak. Sirip perut disokong oleh 1 jari – jari keras dan 13 – 15 jari – jari lunak. Bentuk tubuh ikan nilem agak memenjang dan piph, ujung mulut runcing dengan moncong (rostral) terlipat, serta bintik hitam besar pada ekornya merupakan ciri utama ikan nilem. Ikan ini termasuk kelompok omnivora, makanannya berupa ganggang penempel yang disebut epifition dan perifition. Panjang standar maksimum yang pernah ditemukan mencapai 12,6 " / 32cm.
Ikan Nilem habitat aslinya di daerah beriklim sedang dengan suhu berkisar 18-28 ºC.Ikan Nilem hidup di tempat-tempat yang dangkal dengan arus yang tidak begitu deras, seperti danau, sungai, rawa, dan genangan-genangan air. Ikan ini mudah berkembang biak menurut aturan air mengalir. Ikan ini memakan planton dan peripyton (jasad yang menempel pada tanaman air). Ikan ini dapat bereproduksi pada usia kira-kira 9 bulan. Induk dari ikan Nilem yang dapat dipelihara di kolam berusia satu sampai dua tahun selang waktu memijahan tiga sampai empat bulan sekali.
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (Motomura, H., S. Tsukawaki and T. Kamiya.2009) yaitu ciri morfologi pada bentuk tubuh berupa compresiform.Posisi mulutnya di kategorikan termasuk terminal.Bentuk siripnya di kategorikan termasuk emarginate. Ciri khusus dari ikan kembung  adalah mempunyai caudal scute. Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk sub-abdominal.
4.2.7   Ikan Patin (Pangasius sp.)
Ikan patin memiliki badan memanjang berwarna putih seperti perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Panjang tubuhnya dapat mencapai 120cm. Kepala patin relatif kecil dengan mulut terletak di ujung kepala sedikit kebawah.. Sudut mulutnya terdapatdua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba. Sirip punggungmemiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang bergerigi danbesar disebelah belakangnya. Jari-jari lunak sirip punggung terdapat enam atautujuh buah. Pada punggungnya terdapat sirip lemak yang berukuran kecil sekalidan sirip ekornya membentuk cagak dengan bentuk simetris. Ikan patin tidak memiliki sisik, sirip duburnya panjang, terdiri dari 30 – 33 jari-jari lunak,sedangkan sirip perutnya memiliki 6 jari-jari lunak. Sirip dada memiliki 12 – 13jari-jari lunak dan sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi senjata yangdikenal sebagai patil (Susanto dan Amri, 1997 dalam Maharani, 2009).
Ikan patin bersifat nokturnal, yaitu melakukan aktivitas di malam harisebagaimana umumnya ikan catfish lainnya. Hal yang membedakan ikan patindengan ikan catfish pada umumnya yaitu sifat patin yang termasuk omnivora ataugolongan ikan pemakan segala. Makanan ikan patin di alam berupa ikan kecil,cacing, detritus, serangga, biji-bijian, udang kecil dan moluska. Ikan patintermasuk ikan yang hidup di dasar perairan. Hal ini dapat dilihat dari bentuk mulutnya yang sedikit ke bawah (Susanto dan Amri, 1997 dalam Maharani, 2009).
   Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (Susanto dan Amri, 1997 dalam Maharani, 2009), bahwa jari-jari keras yang berubah menjadi senjata yang dikenal sebagai patil.Ikan patin memiliki badan memanjang berwarna putih seperti perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan.Panjang tubuhnya dapat mencapai 120 cm. Kepala patin relatif kecil dengan mulut terletak di ujung kepala sedikit ke bawah.Hal ini merupakan ciri khas golongan catfish.Sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.Sirip punggung memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang bergerigi dan besar disebelah belakangnya.Jari-jari lunak sirip punggung terdapat enam atau tujuh buah.Pada punggungnya terdapat sirip lemak yang berukuran kecil sekali dan sirip ekornya membentuk cagak dengan bentuk simetris.Ikan patin tidak memiliki sisik, sirip duburnya panjang, terdiri dari 30 – 33 jari-jari lunak, sedangkan sirip perutnya memiliki 6 jari-jari lunak.Ciri morfologi bentuk tubuhnya berupa compresiform.Posisi mulutnya inferio. Ciri khusus dari ikan kembung  adalah mempunyai adipose fin. Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk Sub-abdominal.
Suborbital tanpa tulang belakang. Insang dengan 3 baris sisik melintang. Dada dan sirip perut panjang, mencapai antara tingkat anus dan asal sirip dubur. Pertama dua duri punggung berdekatan, hampir menyatu, membentuk filament yang sangat panjang. Lobus atas sirip ekor yang dihasilkan untuk membentuk filament membuntuti. Sebuah garis yang ditarik naik dari tepi posterior suborbital mencapai profil dorsal sekitar 2 sampai 5 baris sisik sebelum asal sirip punggung. Skala aksilahadir. Warna: Kepala dan tubuh merah muda, putih keperakan di bawah.
Ikan kurisi ditemukan pada kedalaman 100m, ikan ini terdapat pada lingkaran laut pada kedalaman mencakup 100-300m. Habitatnya di laut, di daerah karang dan di daerah berbatu-batu dengan kedalaman minimal 100m. Oleh sebab itu mengapa ikan ini dikatakan ikan demersal. Tidak berpindah-pindah atau dapat dikatakan non-migran. Indo-Pasifik Barat: termasukTeluk Benggala, Laut Andaman, Selat Malaka, Filipina, Laut Cina Selatan, Teluk Thailand dan Indonesia. Record dari barat laut Australia tampaknya tidak berdasar (Wiadnya. 2012).
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (Wiadnya. 2012) bahwa warna sangat bervariasi, seperti kemerah-merahan, kecoklat coklatan, merah kekuningan ataupun kehijau-hiajuan.Bentuk tubuh berupa compresiform.Posisi mulutnya terminal.Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk Thoracic.
Sirip ekor bagian atas memanjang membentuk flagel sedangkan pada sirip ekor bagian bawahnya tidak.Terdapat totol orange atau merah terang dekat pangkal garis rusuk (linea lateral).Sirip dorsal berwarna merah, dengan garis tepi berwarna kuning atau orange dengan satu pita kuning yang luas sepanjang dasar sirip dorsal.
V. PENUTUP
5.1           Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum identifikasi ikan, mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi ikan dengan benar dengan melalui serangkaian tahap-tahap yang dilakukan serta mahasiswa bisa  lebih mengenal jenis ikan yang di praktekkan seperti ikan mas, ikan lele, ikan patin, ikan kembung, ikan tongkol, ikan kurisi, ikan nilem, dan ikan bandeng dengan dengan melakukan identifikasi ikan ini.
5.2           Saran
Dianjurkan pada saat melakukan praktikum, seorang praktikan harus berhati-hati dalam mengklasifikasikan seekor ikan. Karena pada nyatanya banyak terdapat hewan yang hampir sama, namun pada saat mengidentifikasi seekor hewan ada beberapa hal yang mesti di pertimbangkan. Jika salah maka hasil klasifikasinya pun akan salah.
DAFTAR PUSTAKA

De Silva, S. 2013. Carps. In: J.S. Lucas and P.C. Southgate (eds.), Aquaculture: farming aquatic animals and plants, pp. 276-294. Blackwell Publishing, Oxford, England.

Fischer & Whitehead, eds (2011, Species Identification Sheets, Eastern Indian Ocean/Western Central Pacific.

Hoese, D.F., Bray, D.J., Paxton, J.R. & G.R. Allen. 2010. Fishes. in Beesley, P.L. &A. Wells. (eds) Zoological Catalogue of Australia. Volume 35. ABRS & CSIRO Publishing: Australia. parts 1-3, pages 1-2178.

Jones & Rosa Jr, Fischer & Whitehead, eds. 2012. Species Identification Sheets, Eastern Indian Ocean/Western Central Pacific.

Maharani, D. 2009. Kedudukan Taksonomi dan Ciri-ciri Morfologi Ikan Patin. http://e-journal.uajy.ac.id/2599/3/2BL00889.pdf (diakses pada tanggal 21 Mei 2014)

Motomura, H., S. Tsukawaki and T. Kamiya.2009 - Bull. Natn. Sci. Mus. 28(4): 233-246. 2009 A preliminary survey of the fishes of Lake Tonle Sap near Siem Reap, Cambodia

Rahman, A.K.A., 2009. Freshwater fishes of Bangladesh. Zoological Society of Bangladesh.Department of Zoology, University of Dhaka. 364 p.


Wiadnya. 2012. Ikan Hasil Tangkap. http://wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/4C_2-Ikan-Hasil-Tangkap-1.pdf (diakses pada tanggal 21 Mei 2014 )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Ikhtiologi "Morfologi Ikan"

Laporan Ikhtiologi " Sistem Pencernaan Ikan"